Tentara Kerajaan Hindia Belanda | |
---|---|
Koninklijk Nederlands Indisch Leger | |
Aktif | 14 September 1814–26 Juli 1950 |
Negara | Hindia Belanda |
Aliansi | Belanda |
Tipe unit | Tentara |
Markas besar | Bandung, Hindia Belanda |
Julukan | KNIL |
Pertempuran | Ekspedisi pertama ke Palembang 1819 Perang Jawa 1825–1830 Perang Padri 1821–1837 Ekspedisi ke Bali 1846–1849 Ekspedisi ke Kalimantan bagian barat 1850–1854 Ekspedisi Dataran Tinggi Palembang 1851–1859 Perang Banjarmasin 1859-1867 Perang Tulang Kedua 1859–1860 Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem 1894 Ekspedisi Kerinci 1903 Perang Aceh 1873–1904 Perang Dunia II
|
Tokoh | |
Panglima | Lihat daftar |
Tokoh berjasa | Hein ter Poorten Simon Spoor |
Pesawat tempur | |
Angkatan Udara KNIL |
Tentara Kerajaan Hindia Belanda (bahasa Belanda: het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, disingkat KNIL) adalah angkatan perang kolonial Hindia Belanda. KNIL memiliki unit angkatan udaranya sendiri yang bernama Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger dan beberapa elemen Angkatan Laut Kerajaan Belanda juga ditempatkan di Hindia Belanda.
Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia Belanda, banyak anggotanya yang berasal dari pribumi Hindia Belanda, orang-orang Afrika dari Guinea Belanda (Belanda Hitam), dan orang-orang Indo-Belanda. Di antara mereka yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Soeharto, Mangkunegara VII, Sultan Hamid II, Oerip Soemohardjo, Alex Kawilarang, Abdul Haris Nasution, Gatot Soebroto, dan Tahi Bonar Simatupang yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam Tentara Nasional Indonesia.